tirto.id - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum resmi bebas dari Lapas Sukamiskin, Kota Bandung, Selasa (11/4/2023). Mengenakan kemeja putih panjang dan berkopiah hitam, terpidana 8 tahun penjara kasus korupsi proyek Hambalang itu keluar pintu lapas sekira pukul 13.30 WIB.
Dari pintu besi, ia disambut uluran tangan dari sejumlah orang dekat, dan langsung menuju halaman Lapas Sukamiskin yang sedari pagi dipadati para simpatisan, mulai dari Sahabat Anas juga kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berbagai daerah, dari Jawa Barat bahkan Jawa Timur.
Kepada para simpatisan, Anas berterima kasih dan menyampaikan sejumlah hal dalam pidato kebebasannya di halaman lapas.
Ia mengklaim meski dikurung lama dalam penjara, dirinya tidak mati membusuk sebagai bangkai fisik maupun sosial. Anas mengaku masih tegak hidup sebagai aktivis yang sehat dan waras.
Meski selama di penjara dan terpisah dari dunia luar, kata Anas, dirinya tidak pernah merasa terpisah dengan kawan seperjuangan, yang disebutnya memiliki "ikatan batin, ikatan rasa, ikatan nilai, semangat, komitmen dan ikatan keberanian untuk terus melangkah maju."
Melalui kebebasannnya hari ini, Anas ingin menunjukkan perjuangan dirinya belum selesai. Ia pun menyindir Presiden ke-6 RI cum Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ia anggap telah membuat skenario agar bisa memenjarakan dirinya.
"Maaf juga kalau ada yang menyusun skenario besar bahwa dengan saya dimasukkan dalam waktu lama di sini, menganggap bahwa Anas sudah selesai. Skenario boleh besar, kuat, hebat, tetap sehebat apapun, sekuat apapun, serinci apapun skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan," kata Anas.
Dalam pidatonya, Anas juga menyinggung ihwal cara curang dalam persaingan politik. Sebagai aktivis, seharusnya ia menghadapi persaingan politik yang dilakukan secara jujur dan terbuka.
"Dalam tradisi para aktivis, saya ingin sampaikan, bahwa pertandingan atau kompetisi itu hal biasa. Kami para aktivis diajarkan sejak kecil, sejak bayi aktivis, tetapi buat saya pertandingan itu, dalam konteks demokrasi, adalah pertandingan jujur, fair, terbuka, dan objektif. Pertandingan itu tidak boleh menggunakan pihak lain, tidak boleh pakai teknik lama nabok nyilih tangan," kata dia.
Dalam kesempatan itu Anas tidak menyampaikan secara jelas perihal langkah politiknya ke depan. Anas mengklaim tidak akan memantik permusuhan dengan pihak lain usai bebas dari penjara. Menurut Anas, permusuhan itu bukan diniatkan tapi konsekuensi saja.
"Andai dalam perjuangan keadilan itu ada yang merasa termusuhi, maaf bukan saya hobi bermusuhan tapi itu konsekuensi perjuangan keadilan. Jadi, hati saya, sikap saya sikap persaudaraan, persahabatan," tegas Anas.
Penulis: Dikdik Ripaldi
Editor: Bayu Septianto